Sabtu, 13 April 2013

Awal dan Akhir

Semoga kamu adalah awal yang tak akan ku akhiri, karena kita dipertemukan oleh Dia yang Maha Tak Berawal dan Tak Berakhir.

Do'a [5]

Peluklah aku dengan do'amu. Jika jarak tak kunjung bunuh diri.

Do'a [4]

Kita sepasang tangan, yang tak bisa sendiri-sendiri, untuk saling mendoakan.

Jumat, 05 April 2013

Pandangan Pertama

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu terhempas sakit pada detik setelahnya. Aku mencintaimu yang mencintai dia.

Rumah

Kehadiranmu adalah rumah. Tempat aku merebah dari segala rupa lelah.

Kopi

Pada asap-asap kopi hangat yang mengepul, aku menitipkan rindu yang sudah mengumpul.

Lalu, apalagi sekarang?

Lalu apalagi sekarang? Aku sudah terlalu lama memeluk diri sendiri. Sampai pada akhirnya, tubuh ini melihat rindu bunuh diri.

Senja

Aku biarkan gaduhmu bermanja-manja, hingga sepi milik kita dibalik selimut senja.

Kompas

Aku tak butuh kompas untuk menunjuk arah, karena langkah kakiku pasti menujumu.

Pasar Malam [Fiksi Mini]

Aku pasar malam. Kamu, segala keriangan dan gelak tawa di dalamnya.

Hatiku Buku

Hatiku buku, silahkan membaca aku.

Sakaratul Maut [Fiksi Mini]

Bibirku sakaratul maut. Sebelum mati dia berkata; Dia ingin dimakamkan dikeningmu.

Do'a [3]

Dalam hitungan detik tanpa kamu, aku menabung rindu pada secawan doa.

Matamu Gerimis

Matamu gerimis, dan aku lupa menyediakan payung.

Buntut Cicak

Cintaku buntut cicak. Akan tumbuh lagi, meskipun telah putus.

Kukira

Senja ini aku butuh pulang, ku kira hatimu adalah rumah. Ternyata hanya persinggahan sementara.

: Aku

Aku ingin terus menulis, meski tak kamu baca. Setidaknya aku memiliki pembaca setia: Aku.

Perpisahan

Pada sebuah perpisahan, ada punggung yang saling menatap.

Tersenyum dan Menangis

Melihat kamu berbahagia, meski bukan dengan aku. Itulah caraku tersenyum dan menangis disaat yang bersamaan.

Lupa

Aku telah lupa. Seandainya melupakan itu sesederhana menuliskannya.

Ah! [2]

Setelah kita terpisah, apakah kita tetap bisa melangkah? Meski berlawanan arah.

Nyatanya...

Nyatanya, yang sering kamu sebut kebahagiaan adalah dia yang membuatmu menangis pada akhirnya.

Do'a

Ada semoga yang selalu aku aminkan, di setiap doa yang kamu panjatkan.

Pengingat

Jarak itu serupa pengingat, tentang apa itu perkara rindu.

Bukan begitu? [2]

Lebih baik memperjuangkan harapan, daripada memperjuangkan kenangan. Bukan begitu?

Bukan begitu?

Karena mencintai itu selalu berakhir dengan merelakan. Bukan begitu?

Terjaga

Kamu adalah alasanku mengapa aku terjaga lebih pagi, aku ingin mencintaimu lebih awal dari mentari.

MIMPI

Aku terbangun, namun aku seperti belum tertidur. Bahkan dalam mimpi, aku lelah merindukanmu.