Minggu, 27 Januari 2013

Dewi Efrosina Ada Didalammu

Untuk menulis balasan ini kunantikan pelangi bersinar terang menepi dikamarku. Sampai bulan datang kembali diatas perapian. Juga Bintang dan purnama menghias menghadapku.

Apa kau ingin teriak?
Sekedar melampiaskan kata indahmu untuk surat yang kubuat?
Di padang sunyi! ya itu tempat terbaik buatmu teriak. Aku bantu kau melampiaskannya (jika mau akan kuantar).

Semua Dewa dan Dewi punya makna dan tugas berbeda, Erl. Tapi tidak semua benar, aku pun harus membela wanita. Bangsa terdahulu memuji Dewi Efrosina, nama tercantik yg pernah ada. Dewi juga malaikat penjaga penyair. Sama, bahkan mungkin hampir sempurna ada dimatamu.

Diam-diam aku mencuri kesejukan angin senja pada pucuk cemara. Terkadang rindu bisa membuat surat ini tetap utuh, dan itu memungkinkan sekali.
Seperti angin yg slalu bertiup dimanapun ia berada. Seperti air yg mengaliri tiap celah tak terjamah. Seperti embun dari surga, turun dikala pagi mengelus indah.

Aku berusaha tuk jadi rumah ternyaman yang pernah kau singgahi, setidaknya setelah kau ambil mesin penenun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar