Kamis, 24 Januari 2013

Pecandu Aksaramu

Terima kasih banyak, kamu masih mengizinkan seorang asing sepertiku untuk tetap berkirim surat denganmu.
Aku memang orang asing, terlebih setiap kalimat-kalimatku, tak pernah kamu kenal sebelumnya. Tapi setelah kurang lebih sepuluh hari kita telah berkirim surat, mungkin ada sepatah atau duapatah kalimatku yang mulai kamu kenali? Semoga saja Erlin.

Entahlah, mungkin rindu telah bersekutu dengan waktu. Terlambat membalas suratmu saja sudah membuat aku gelisah yang benar-benar. Mungkin karena aku sudah mulai terbiasa dengan kiriman rangkaian aksara darimu yang membuat aku, Ah.. Candu.

Berapa persen nikotin yang ada dalam kalimatmu, Erlin?

Tahukah kamu? Aku belum terlalu pandai memilah kata. Tapi, aku banyak belajar darimu. Kamu adalah pasangan yang menginspirasi.
Seringkali fikiranku membatu, semacam budak yang memberontak majikannya. Aku tak tahu apa yang harus kutulis. hingga akhirnya aku membaca lagi surat-suratmu, seketika fikiranku bisa diajak bekerja sama. suratmu seperti mempunyai kekuatan magis, Erl! Maka tak heran orang-orang menyebutmu berbakat. Begitupun aku, kamulah kebanggaan yang lebih dari dekat.

Aku berharap semoga suatu hari nanti, kita akan pernah menulis diatas kertas yang sama. Bukan lagi tentang langit yang sama.

Salam rindu! dari Aku, pecandu kalimatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar